CARA BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK
Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis
tanaman hias yang memiliki penampilan sangat menarik. Keindahan tanaman anggrek
dapat dilihat dari untaian, bentuk, warna dan corak bunga yang sangat
bervariasi. Tanaman anggrek merupakan jenis bunga potong, yang memiliki daya
tahan cukup bagus sehingga bisa lebih tahan lama untuk dinikmati keindahannya.
Anggrek merupakan
tanaman hias berbunga yang berasumsi mewah yang selalu digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat baik itu golongan bawah,menengah ataupun golongan atas.dan
jenis anggrek cukup banyak.
1. Dalam bidang
ekonomi
Tanaman hias
anggrek Dendrobium memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Apabila bunga anggrek
Dendrobim berkembang menjadi bunga yang lebat maka akan lebih menaikkan nilai
ekonomisnya.
2. Dalam bidang
keindahan
Anggrek Dendrobium memiliki penampilan yang begitu
mempesona bila kita merawat Anggrek Dendobium
itu dengan baik dan benar.
3. Dalam bidang
perawatan
Perawatan Anggrek Dendrobium termasuk relatif mudah
dan cepat tumbuh.Habitatnyapun mudah karena relatif mudah dijumpai
A. PERBANYAKAN BIBIT
TANAMAN ANGGREK
Perbanyakan
bibit tanaman anggrek bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu perbanyakan
generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan dilakukan
melalui proses perkawinan atau penyerbukan, yaitu dengan menggunakan biji.
Sementara itu, perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman itu sendiri, bisa dilakukan dengan teknik
setek, keiki, pemisahan rumpun, dan kultur jaringan.
1. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara
Generatif
Biji tanaman anggrek bisa didapatkan dengan
melakukan perkawinan atau penyerbukan buatan terlebih dahulu. Penyerbukan
secara alami sangat sulit berhasil, selain harus melakukan pernyerbukan, biji
tanaman anggrek membutuhkan waktu yang relatif lama hingga tumbuh menjadi bibit
tanaman. Sehingga perbanyakan dengan cara ini jarang dilakukan oleh pembudidaya
tanaman anggrek. Biji tanaman anggrek sangat bergantung pada keberadaan
cendawan mikoriza. Biji tanaman anggrek mendapatkan nutrisi dari sekresi
cendawan mikoriza. Penyemaian biji tanaman anggrek biasanya dilakukan dengan
menggunakan media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium
fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa
20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, dan ditambah
agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji tersebut ditebar di atas
media yang telah dipersiapkan dan harus dalam keadaan steril dengan pH 5,0-5,2.
Biasanya biji anggrek akan berkecambah pada umur tiga minggu setelah semai.
Pada umur 9-12 bulan setelah semai, bibit anggrek dapat dipindahtanamkan ke
media yang lebih besar atau ke dalam pot komunitas. Media penyemaian biji
tanaman anggrek tersebut memang sangat sulit di dapat, oleh karena itu, bagi
pembudidaya tanaman anggrek dapat melakukan penyemaian biji anggrek melalui
jasa penyedia media, biasanya melalui jasa laboratorium tanaman anggrek.
Setelah bibit tersebut bisa tumbuh di media agar-agar dalam botol maka bibit
tersebut bisa diambil.
2. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara
Vegetatif
Perbanyakan
bibit tanaman anggrek dengan cara vegetatif ini biasanya dapat menghasilkan
keturunan yang memiliki karakter sama dengan induknya. Penyimpangan genetik
biasanya terjadi karena faktor luar lain, seperti pemupukan, serangan hama
penyakit, maupun kondisi lingkungan. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan
cara mengambil bagian tanaman tertentu kemudian menanamnya secara terpisah pada
lahan yang telah dipersiapkan.
a. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan
Teknik Pemisahan Rumpun
Perbanyakan tanaman anggrek dengan
teknik pemisahan tumpun dapat dilakukan dengan cara memecah tunas tanaman
anggrek simpodial atau berbatang semu, seperti Dendrobium sp. dan Cattleya sp.
Anggrek yang siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5. Setelah
dipecah, tanaman anggrek tersebut bisa langsung ditanaman pada media yang telah
dipersiapkan.
b. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan
Menggunakan Keiki
Keiki adalah anakan tanaman anggrek
yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini berupa tunas yang muncul di ruas-ruas
tanaman anggrek dewasa. Keiki atau tunas liar tersebut akan terbentuk jika
media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak rusak.
Terhambatnya pertumbuhan akar tanaman anggrek tersebut mengakibatkan
pertumbuhan tunas yang harusnya muncul pada pangkal batang pindah ke ruas
tanaman. Dengan kata lain, jika tanaman anggrek rajin diganti media tumbuhnya,
maka kemungkinan muncul keiki sangat kecil. Oleh karena itu, bila pembudidaya
ingin melakukan perbanyakan tanaman anggrek dengan memanfaatkan keiki, maka
media tanaman tanaman anggrek tersebut tidak diganti. Keiki yang akan ditanam
sebaiknya dicari yang berukuran panjang kurang lebih 20 cm dan sudah
menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Pemotongan dilakukan dengan hati-hati,
dan umbi induk harus ikut terangkat. Menyertakan umbi induk saat pemotongan
bertujuan untuk memberikan cadangan makanan pada keiki sebelum keiki mampu
menyerap makanan sendiri, atau sampai terbentuknya akar. Keiki sebaiknya tidak
langsung ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi
penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke
pot. Anggrek yang diperbanyak dengan keiki masa berbunganya lebih lama
dibandingkan dengan cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini
hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp.
c. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan
Teknik Stek
Perbanyakan tanaman anggrek dengan
teknik stek merupakan cara perbanyakan vegetatif yang menggunakan batang atau
tunas. Cara perbanyakan tanaman anggrek ini biasanya dilakukan pada tanaman
anggrek berbatang satu atau anggrek jenis monopodial, serta serta pada tanaman
anggrek dengan cara hidup terestrial, seperti anggrek Arachnis sp. , Vanda
terestrial, dan Aeridachnis sp. . Cara melakukan perbanyakan tanaman anggrek
dengan teknik stek ini bisa dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang
tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Batang tanaman tersebut dipotong
kira-kira 80 cm dari pucuk tanaman. Bekas potongan batang tersebut dioles
dengan perangsang akar misalnya rooton F, kemudian ditanam pada media yang
sudah disiapkan. Pada umur enam bulan, pada bagian pangkal batang yang ditanam
tersebut sudah tumbuh akar dan biasanya sudah muncul tunas-tunas baru. Dengan
demikian proses perbanyakan tanaman anggrek tersebut bisa dikatakan berhasil.
d.
Perbanyakan
Tanaman Anggrek Dengan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan
dengan cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan
jaringan tanaman sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya
dilakukan pembudidaya tanaman anggrek yang berorientasi usaha atau bisnis dalam
skala besar, untuk memenuhi permintaan konsumen. Secara singkat, proses kerja
perbanyakan tanaman anggrek dengan cara kultur jaringan sebagai berikut: Cari
tunas tanaman anggrek yang berukuran 5 cm dari umbi induk. Tunas tersebut
kemudian dikerat dan disteril dengan merendam dalam larutan Clorox 10% selama
10 menit. Tunas yang sudah disteril tersebut kemudian dibuka dengan menggunakan
pisau dalam keadaan steril di entkast. Langkah selanjutnya adalah mengambil
itik tumbuh (meristem) yang ada di bagian pucuk tunas. Titik tumbuh atau
meristem tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan hara
steril. Kemudian erlenmeyer dikocok dengan menggunakan alat pengocok
berkecepatan sekitar 60-100 rpm selama 24 jam. Dalam waktu sekitar 2 bulan,
eksplan telah membentuk kalus yang semakin lama semakin membesar. Pertumbuhan
yang membesar itu menyebabkan jaringan terpecah-pecah. Tiap pecahan bisa
dipindahkan lagi ke botol erlenmeyer lain dan mendapatkan perlakuan yang sama
(dikocok). Demikian seterusnya, setiap jaringan pecah, segera dipindahkan ke
erlenmeyer lain. Pada akhirnya jaringan tersebut ditumbuhi plb (protocorm like
bodies) yang jika dipindahkan ke media padat atau media agar-agar akan menjadi
plantet (anak semai). Anak semai selanjutnya ditanam berjajar di media padat
dalam botol. Jika anak semai di media padat telah menyundul langit-langit botol
serta tumbuh akar banyak, pertanda bibit siap dipindahkan ke dalam pot
komunitas.
B. PEMILIHAN MEDIA
TANAMAN ANGGREK
Media
tanaman memiliki fungsi utama sebagai tempat tumbuh tanaman anggrek. Selain
itu, media tanam juga berfungsi untuk menyimpan air dan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut,
maka media tanaman harus memenuhi standar pertumbuhan tanaman anggrek. Beberapa
kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus
poros, mudah menyimpan air, tidak mudah diinangi penyakit, memiliki daya aerasi
yang cukup baik, mampu memberikan tambahan nutrisi pada tanaman, serta murah
dan mudah didapat. Tanaman anggrek akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika
media tanaman tersebut memiliki derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh karena
itu, pengecekan pH media harus dilakukan karena media tanam ini sangat
mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman anggrek dan produksi bunga anggrek yang
dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media bisa dilakukan dengan menggunakan pH
tester. Informasi lebih lengkap tentang pH tanah bisa dilihat pada artikel pH
Tanah Penggantian media tanam baru juga harus dilakukan jika pertumbuhan
tanaman anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas dan batang sudah terlalu
padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa menyebabkan
media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, agar dapat merangsang tunas
anakan baru. Media tanaman yang biasa digunakan oleh pembudidaya atau penggemar
tanaman anggrek di Indonesia adalah pecahan batu bata atau genteng, serutan
atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka.
A. Penanaman
dengan pot.
Untuk
jenis anggrek yang berbatang monopodial (Vanda, phalaenopsis) cara menanam
batang diletakkan ditengah-tengah pot. Karena anggrek ini akan tumbuh terus
lurus keatas. Sedangkan anggrek berbatang sympodial (cattleya, dendrobium,
cymbidium, oncidium) cara menanamnya bagian batang yang tua diletakkan menempel
pada pinggir pot. Dan bagian tunas diletakkan pada bagian tengah pot. Sehingga
tanaman akan tumbuh makin ketengah.
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk menanam dipot adalah :
1. Pot (Pot plastik atau tanah)
Pot yang akan dipakai
sebaiknya pot baru. Bisa digunakan pot bekas namun harus dengan perlakuan
terlebih dahulu. Pot bekas biasanya ditumbuhi lumut, jamur bahkan mungkin
bakteri. Dan mungkin pot telah asam. Untuk itu harus dibersihkan sampai
betul-betul bersih. Pemilihan
pot adalah
penting. Pot yang akan digunakan juga harus disesuaikan dengan besarnya tanaman
dan jenis anggrek yang akan ditanam. Misalnya untuk vanda potnya beda dengan
phalaenopsis. Vanda butuh pot yang dalam dan berongga banyak, sedangkan
phalaenopsis memerlukan pot yang tidak terlalu dalam dengan lobang draenase
yang cukup. Untuk yang menggunakan pot plastik sebaiknya lubang dibagian bawah
pot diperbesar, dan tambah lobang dibagian samping atau sisi pot agar draenase
lebih lancar.
2. Tiang penahan batang tanaman.
Lebih baik dibuat
dari kawat dengan diameter 2~4 mm. Disamping kokoh juga tahan lama. Fungsi dari
tiang ini adalah untuk menyangga tanaman agar tidak goyang saat penyiraman atau
perlakuan lainnya. Sehingga pertumbuhan akar tidak terganggu. Tiang penyangga
dapat dilepas bila tanaman sudah menempel kuat pada pot.
3. Media tanam.
Untuk menanam anggrek
dipot diperlukan media tanam. Ada beberapa jenis
media tanam untuk anggrek. Seperti, potongan pakis, arang kayu,
potongan sabut kelapa, pecahan batu bata atau genteng. Media ini diperlukan
untuk mengikat air dan tempat menempel akar tanaman.
Adapun cara penanamannya yang pertama
pasang tiang penahan sampai menyentuh dasar pot. Isi pot dengan pecahan batu
bata atau genteng secukupnya, bisa sampai 1/3 tinggi pot. Ini difungsikan untuk
pemberat pada pot plastik dan penahan air. Kemudian masukkan media arang kayu
atau potongan pakis 1/3 tinggi pot. Setelah itu tanaman anggrek diletakkan
diatas media dan akar diatur supaya menyebar rata. Jangan lupa batang tanaman
diikat pada tiang penyangga. Yang terakhir diatas akar ditambah media lagi secukupnya.
Perlu diingat, jangan sampai batang tanaman pseudo-bulb tertimbun oleh
media (cattleya, dendrobium). Hal ini untuk menghindari luka yang bisa
menyebabkan busuk dan tanaman mati. Yang ditimbun oleh media adalah
akar-akarnya saja.
B.
Penanaman
dengan ditempel
Penanaman
dengan cara ini lebih simple dan tidak membutuhkan media. Pilihlah tanaman
anggrek yang tidak terlalu panjang batangnya, untuk menghindari patah.
Tempelkan tanaman anggrek pada pohon atau papan pakis. Pohon atau papan pakis
inilah sebagai media tanamnya yang berfungsi untuk menempel akar-akar tanaman
anggrek. Agar menempel kuat dan tidak goyang ikat batang anggrek tersebut pada
pohon atau papan pakis dengan tali plastik atau tali ijuk atau yang lainnya
yang tidak berkarat. Setelah perakarannya menempel kuat, tali bisa dilepas.
Lebih praktis tali pengikat bisa diganti kawat dengan panjang 5 – 6 cm,
dibentuk huruf U. Kawat ini untuk menjepit batang anggrek yang ditempelkan pada
papan pakis atau pohon.
Biasanya kita tidak
menyadari hal-hal sederhana, namun penting dalam penanaman anggrek. Baru
menyadari ketika tanaman kurang bagus pertumbuhannya bahkan sampai mati.
Mungkin posting diatas dapat membantu anda para pecinta anggrek. Setidaknya
menambah pengalaman dan sebagai pembanding apa bila anda mempunyai cara
penanaman lainnya.
C. PEMUPUKAN TANAMAN ANGGREK
Pemupukan
merupakan kegiatan memberikan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada
tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui
akan dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada media tanaman. Sedangakan
pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara memberikan pupuk melalui mulut
daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk
pada permukaan daun, terutama permukaan daun bagian bawah, karena mulut daun
banyak terdapat di permukaan daun bagian bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih
afektif, karena mulut daun ini mampu menyerap pupuk yang diberikan sebanyak
90%. Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tanaman anggrek berbeda-beda.
Untuk Tanaman anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara
nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup
sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tanaman muda, kebutuhan
nutrisi atau unsur hara pada tanaman anggrek adalah 30% N, 30% P, dan 30% K.
Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan
pemupukan melalui akar dapat diberikan tiga minggu sekali. Kebutuhan pupuk
untuk tanaman anggrek dewasa yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan
adalah 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali,
sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga minggu sekali pada media
tanam. Informasi lebih lengkap tentang pupuk bisa dilihat pada artikel Pupuk
dan Pemupukan
D. PENYIRAMAN TANAMAN
ANGGREK
Air
merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup. Seperti halnya tanaman lain, tanaman
anggrek juga akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika kebutuhan air
tercukupi. Namun pemberian air pada pada tanaman anggrek tidak boleh
berlebihan, karena akan mengakibatkan media tanam terlalu lembab dan mudah
terserang penyakit. Jika media tanam terlalu kering, maka tanaman anggrek akan
mengalami dehidrasi yang ditandai dengan mengerutnya umbi semu. Demikian juga
sebaliknya, jika pemberian air terlalu berlebihan, maka akar tanaman anggrek
akan mudah terserang penyakit, terutama busuk akar dan busuk pangkal batang.
Jika tanaman anggrek mengalami busuk akar, maka penyerapan unsur hara akan
terhambat, dan tanaman dapat mengalami kelayuan. Beberapa proses dalam jaringan
tanaman berjalan dengan bantuan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO₂
di dalam butir hijau daun dengan bantuan cahaya. Asimilasi protein pun hanya
mungkin terjadi jika ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari
akar ke seluruh bagian tanaman juga menggunakan bantuan air. Demikian juga
dengan pengangkutan basil fotosintesis ke akar atau bagian tanaman lain.
Pengairan yang cukup akan mempengaruhi proses respirasi pada tanaman. Tanaman anggrek
akan menyerap air untuk menopang pertumbuhannya. Air yang telah diserap oleh
tanaman akan menguap jika suru lingkungan terlalu tinggi kemudian dengan
cadangan air yang cukup, akan menurunkan suhu tanaman. Tanaman yang mengalami
kekurangan air maka tekanan turgor akan menyusut atau berkurang sehingga organ
tumbuh tanaman akan layu dan akhirnya tanaman mati. Namun, jika tanaman yang
mengalami kekurangan air tersebut belum melewati titik layu permanen, dengan
pemberian air yang tepat, maka turgor sel akan kembali seperti semula sehingga
tanaman dapat hidup dengan normal. Penyiraman yang berlebihan pada tanaman
anggrek akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman anggrek terganggu. Air yang
berlebihan akan membungkus permukaan akar tanaman anggrek, sehingga akar
tanaman anggrek akan kesulitan bernafas. Penyerapan air yang berlebihan oleh
tanaman juga akan mengakibatkan tanaman anggrek mudah terserang hama dan
penyakit. Butir-burtir air akan terkumpul di pucuk tanaman sehingga tunas
tanaman anggrek akan mudah terinfeksi oleh cendawan atau bekteri. Tunas yang
terserang penyakit akan berwarna cokelat kehitaman dan akhirnnya mati.
Frekuensi dan volume pemberian air pada tanaman anggrek berbeda-beda,
tergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Tanaman anggrek monopodial,
seperti anggrek Vanda sp. , anggrek Arachnis sp. , dan anggrek Renanthera sp.
merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung.
Oleh karena itu, jenis anggrek ini membutuhkan air lebih banyak dibanding jenis
tanaman anggrek lain. Penyiraman pada saat musim kemaru paling tidak dilakukan
dua kali sehari.
E. Faktor Yang
Menentukan Frekuensi Dan Volume Penyiraman Pada Tanaman Anggrek
a. Jenis Tanaman Anggrek
Jenis tanaman anggrek sangat
mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Tanaman anggrek yang tumbuh
dengan intensitas sinar matahari langsung, seperti anggrek terestrial atau
jenis anggrek tanah, seperti Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera,
maupun tanaman anggrek jenis litofit, seperti Dendrobium, dan Phalaenopsis,
membutuhkan air yang lebih banyak dibanding dengan jenis tanaman anggrek yang
lain. Apalagi jika kondisi cuaca sangat panas, pemberian air harus dilakukan
lebih banyak. Penyiraman pada siang hari harus dilakukan dengan hati-hati
karena justru akan mengakibatkan daun tanaman terbakar. Penyiraman sebaiknya
menggunakan alat semprot yang dapat membasahi seluruh permukaan tanaman.
Berbeda dengan jenis tanaman anggrek di atas, untuk jenis anggrek epifit
(Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dan
saprofit (Goodyera), kebutuhan akan air lebih sedikit. Pemberian air cukup
dilakukan satu kali sehari. Tanaman anggrek jenis ini sangat rentan terhadap
kelebihan air. Jika terjadi kejenuhan air, maka tanaman akan mudah terserang
penyakit busuk akar. Waktu penyiraman yang baik pada tanaman anggrek yaitu pada
pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 dan dan sore hari sekitar pukul
16.00-18.00. Penyiraman pada siang hari akan beresiko, karena justru membuat
daun tanaman terbakar. Jika tanaman mengalami kekeringan pada siang hari,
sebaiknya tidak buru-buru dilakukan penyiraman, karena tanaman anggrek tidak
akan mengalami kematian hanya karena kekurangan air selama beberapa jam.
Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah cuaca tidak begitu panas.
b. Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam bunga anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan
volume pemberian air. Kualitas media tanam sangat berpengaruh pada kemampuan
dalam hal menyerap dan mengikat air. Dengan demikian, frekuensi dan volume
pemberian air antara media tanaman yang satu dengan media tanam yang lain
berbeda-beda. Media tanam yang mempunyai daya serap air besar kebutuhan
penyiramannya berbeda dengan media tanam yang berdaya serap kecil. Pada media
tanam bunga anggrek yang memiliki daya serap air bagus, seperti sabut kelapa,
pakis, atau kadaka, membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit yaitu cukup satu
kali sehari. Sementara itu, pada media tanam yang memiliki daya serap air
rendah, seperti arang, becahan batu bata atau genteng, dan potongan atau serutan
kayu, membutuhkan volume dan frekuensi penyiraman yang lebih tinggi.
c. Kondisi Cuaca
Pada
cuaca panas, dengan terik sinar matahari tinggi, penyiraman dilakukan lebih
sering dengan volume air yang lebih banyak, terutama pada media yang memiliki
daya simpan air rendah. Untuk tipe anggrek panas, penyiraman sebaiknya
dilakukan setelah permukaan media tanaman tampak kering. Untuk tipe tanaman
anggrek dingin penyiraman dilakukan saat kelembaban udara dirasa cukup rendah
dan temperatur tinggi.
F. Cara Pemberian Air
Pada Tanaman Anggrek
Pemberian
air pada tanaman anggrek dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jika penanaman
anggrek dilakukan di dalam pot dan dalam jumlah sedikit, maka pemberian air
dapat dilakukan dengan menggunakan gembor. Tetapi jika penanaman anggrek
dilakukan di lahan atau kebun, maka pemberian air dilakukan dengan menggunakan
alat semprot, pompa air, prinkler, atau sistem irigasi tetes.
Daftar Pustaka
Suryawinoto, Sukarni M. 1997. Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta :
Kanisius
Arifin, Hadi Susilo. 2004. Tanaman Hias Tampil Prima. Jawa Barat :
Penebar Swadaya
Bartelsi, Mocha. 2007. Budidaya Tanaman Anggrek. Klaten :
Sahabat