Jumat, 06 Desember 2013

CARA BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK



CARA BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK

 Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki penampilan sangat menarik. Keindahan tanaman anggrek dapat dilihat dari untaian, bentuk, warna dan corak bunga yang sangat bervariasi. Tanaman anggrek merupakan jenis bunga potong, yang memiliki daya tahan cukup bagus sehingga bisa lebih tahan lama untuk dinikmati keindahannya.
Anggrek merupakan tanaman hias berbunga yang berasumsi mewah yang selalu digemari oleh seluruh lapisan masyarakat baik itu golongan bawah,menengah ataupun golongan atas.dan jenis anggrek cukup banyak.

1.  Dalam bidang ekonomi

Tanaman hias anggrek Dendrobium memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Apabila bunga anggrek Dendrobim berkembang menjadi bunga yang lebat maka akan lebih menaikkan nilai ekonomisnya.

2.  Dalam bidang keindahan
Anggrek Dendrobium memiliki penampilan yang begitu mempesona bila kita merawat  Anggrek Dendobium itu dengan baik dan benar.

3.  Dalam bidang perawatan
 Perawatan Anggrek Dendrobium termasuk relatif mudah dan cepat tumbuh.Habitatnyapun mudah karena relatif mudah dijumpai

A. PERBANYAKAN BIBIT TANAMAN ANGGREK

Perbanyakan bibit tanaman anggrek bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan dilakukan melalui proses perkawinan atau penyerbukan, yaitu dengan menggunakan biji. Sementara itu, perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman itu sendiri, bisa dilakukan dengan teknik setek, keiki, pemisahan rumpun, dan kultur jaringan.

1.  Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Generatif

  Biji tanaman anggrek bisa didapatkan dengan melakukan perkawinan atau penyerbukan buatan terlebih dahulu. Penyerbukan secara alami sangat sulit berhasil, selain harus melakukan pernyerbukan, biji tanaman anggrek membutuhkan waktu yang relatif lama hingga tumbuh menjadi bibit tanaman. Sehingga perbanyakan dengan cara ini jarang dilakukan oleh pembudidaya tanaman anggrek. Biji tanaman anggrek sangat bergantung pada keberadaan cendawan mikoriza. Biji tanaman anggrek mendapatkan nutrisi dari sekresi cendawan mikoriza. Penyemaian biji tanaman anggrek biasanya dilakukan dengan menggunakan media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa 20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, dan ditambah agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji tersebut ditebar di atas media yang telah dipersiapkan dan harus dalam keadaan steril dengan pH 5,0-5,2. Biasanya biji anggrek akan berkecambah pada umur tiga minggu setelah semai. Pada umur 9-12 bulan setelah semai, bibit anggrek dapat dipindahtanamkan ke media yang lebih besar atau ke dalam pot komunitas. Media penyemaian biji tanaman anggrek tersebut memang sangat sulit di dapat, oleh karena itu, bagi pembudidaya tanaman anggrek dapat melakukan penyemaian biji anggrek melalui jasa penyedia media, biasanya melalui jasa laboratorium tanaman anggrek. Setelah bibit tersebut bisa tumbuh di media agar-agar dalam botol maka bibit tersebut bisa diambil.

2.  Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Vegetatif

Perbanyakan bibit tanaman anggrek dengan cara vegetatif ini biasanya dapat menghasilkan keturunan yang memiliki karakter sama dengan induknya. Penyimpangan genetik biasanya terjadi karena faktor luar lain, seperti pemupukan, serangan hama penyakit, maupun kondisi lingkungan. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara mengambil bagian tanaman tertentu kemudian menanamnya secara terpisah pada lahan yang telah dipersiapkan.


a.  Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Teknik Pemisahan Rumpun

Perbanyakan tanaman anggrek dengan teknik pemisahan tumpun dapat dilakukan dengan cara memecah tunas tanaman anggrek simpodial atau berbatang semu, seperti Dendrobium sp. dan Cattleya sp. Anggrek yang siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5. Setelah dipecah, tanaman anggrek tersebut bisa langsung ditanaman pada media yang telah dipersiapkan.

b.  Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Menggunakan Keiki

Keiki adalah anakan tanaman anggrek yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini berupa tunas yang muncul di ruas-ruas tanaman anggrek dewasa. Keiki atau tunas liar tersebut akan terbentuk jika media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak rusak. Terhambatnya pertumbuhan akar tanaman anggrek tersebut mengakibatkan pertumbuhan tunas yang harusnya muncul pada pangkal batang pindah ke ruas tanaman. Dengan kata lain, jika tanaman anggrek rajin diganti media tumbuhnya, maka kemungkinan muncul keiki sangat kecil. Oleh karena itu, bila pembudidaya ingin melakukan perbanyakan tanaman anggrek dengan memanfaatkan keiki, maka media tanaman tanaman anggrek tersebut tidak diganti. Keiki yang akan ditanam sebaiknya dicari yang berukuran panjang kurang lebih 20 cm dan sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Pemotongan dilakukan dengan hati-hati, dan umbi induk harus ikut terangkat. Menyertakan umbi induk saat pemotongan bertujuan untuk memberikan cadangan makanan pada keiki sebelum keiki mampu menyerap makanan sendiri, atau sampai terbentuknya akar. Keiki sebaiknya tidak langsung ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek yang diperbanyak dengan keiki masa berbunganya lebih lama dibandingkan dengan cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp.

c.   Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Teknik Stek

Perbanyakan tanaman anggrek dengan teknik stek merupakan cara perbanyakan vegetatif yang menggunakan batang atau tunas. Cara perbanyakan tanaman anggrek ini biasanya dilakukan pada tanaman anggrek berbatang satu atau anggrek jenis monopodial, serta serta pada tanaman anggrek dengan cara hidup terestrial, seperti anggrek Arachnis sp. , Vanda terestrial, dan Aeridachnis sp. . Cara melakukan perbanyakan tanaman anggrek dengan teknik stek ini bisa dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Batang tanaman tersebut dipotong kira-kira 80 cm dari pucuk tanaman. Bekas potongan batang tersebut dioles dengan perangsang akar misalnya rooton F, kemudian ditanam pada media yang sudah disiapkan. Pada umur enam bulan, pada bagian pangkal batang yang ditanam tersebut sudah tumbuh akar dan biasanya sudah muncul tunas-tunas baru. Dengan demikian proses perbanyakan tanaman anggrek tersebut bisa dikatakan berhasil.

d.    Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan dengan cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tanaman sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya tanaman anggrek yang berorientasi usaha atau bisnis dalam skala besar, untuk memenuhi permintaan konsumen. Secara singkat, proses kerja perbanyakan tanaman anggrek dengan cara kultur jaringan sebagai berikut: Cari tunas tanaman anggrek yang berukuran 5 cm dari umbi induk. Tunas tersebut kemudian dikerat dan disteril dengan merendam dalam larutan Clorox 10% selama 10 menit. Tunas yang sudah disteril tersebut kemudian dibuka dengan menggunakan pisau dalam keadaan steril di entkast. Langkah selanjutnya adalah mengambil itik tumbuh (meristem) yang ada di bagian pucuk tunas. Titik tumbuh atau meristem tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan hara steril. Kemudian erlenmeyer dikocok dengan menggunakan alat pengocok berkecepatan sekitar 60-100 rpm selama 24 jam. Dalam waktu sekitar 2 bulan, eksplan telah membentuk kalus yang semakin lama semakin membesar. Pertumbuhan yang membesar itu menyebabkan jaringan terpecah-pecah. Tiap pecahan bisa dipindahkan lagi ke botol erlenmeyer lain dan mendapatkan perlakuan yang sama (dikocok). Demikian seterusnya, setiap jaringan pecah, segera dipindahkan ke erlenmeyer lain. Pada akhirnya jaringan tersebut ditumbuhi plb (protocorm like bodies) yang jika dipindahkan ke media padat atau media agar-agar akan menjadi plantet (anak semai). Anak semai selanjutnya ditanam berjajar di media padat dalam botol. Jika anak semai di media padat telah menyundul langit-langit botol serta tumbuh akar banyak, pertanda bibit siap dipindahkan ke dalam pot komunitas.

B. PEMILIHAN MEDIA TANAMAN ANGGREK
Media tanaman memiliki fungsi utama sebagai tempat tumbuh tanaman anggrek. Selain itu, media tanam juga berfungsi untuk menyimpan air dan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, maka media tanaman harus memenuhi standar pertumbuhan tanaman anggrek. Beberapa kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus poros, mudah menyimpan air, tidak mudah diinangi penyakit, memiliki daya aerasi yang cukup baik, mampu memberikan tambahan nutrisi pada tanaman, serta murah dan mudah didapat. Tanaman anggrek akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika media tanaman tersebut memiliki derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh karena itu, pengecekan pH media harus dilakukan karena media tanam ini sangat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman anggrek dan produksi bunga anggrek yang dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media bisa dilakukan dengan menggunakan pH tester. Informasi lebih lengkap tentang pH tanah bisa dilihat pada artikel pH Tanah Penggantian media tanam baru juga harus dilakukan jika pertumbuhan tanaman anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas dan batang sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa menyebabkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, agar dapat merangsang tunas anakan baru. Media tanaman yang biasa digunakan oleh pembudidaya atau penggemar tanaman anggrek di Indonesia adalah pecahan batu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka.
A.  Penanaman dengan pot.
Untuk jenis anggrek yang berbatang monopodial (Vanda, phalaenopsis) cara menanam batang diletakkan ditengah-tengah pot. Karena anggrek ini akan tumbuh terus lurus keatas. Sedangkan anggrek berbatang sympodial (cattleya, dendrobium, cymbidium, oncidium) cara menanamnya bagian batang yang tua diletakkan menempel pada pinggir pot. Dan bagian tunas diletakkan pada bagian tengah pot. Sehingga tanaman akan tumbuh makin ketengah.
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menanam dipot adalah :
 
1. Pot (Pot plastik atau tanah)
Pot yang akan dipakai sebaiknya pot baru. Bisa digunakan pot bekas namun harus dengan perlakuan terlebih dahulu. Pot bekas biasanya ditumbuhi lumut, jamur bahkan mungkin bakteri. Dan mungkin pot telah asam. Untuk itu harus dibersihkan sampai betul-betul bersih. Pemilihan pot adalah penting. Pot yang akan digunakan juga harus disesuaikan dengan besarnya tanaman dan jenis anggrek yang akan ditanam. Misalnya untuk vanda potnya beda dengan phalaenopsis. Vanda butuh pot yang dalam dan berongga banyak, sedangkan phalaenopsis memerlukan pot yang tidak terlalu dalam dengan lobang draenase yang cukup. Untuk yang menggunakan pot plastik sebaiknya lubang dibagian bawah pot diperbesar, dan tambah lobang dibagian samping atau sisi pot agar draenase lebih lancar.
2. Tiang penahan batang tanaman.
Lebih baik dibuat dari kawat dengan diameter 2~4 mm. Disamping kokoh juga tahan lama. Fungsi dari tiang ini adalah untuk menyangga tanaman agar tidak goyang saat penyiraman atau perlakuan lainnya. Sehingga pertumbuhan akar tidak terganggu. Tiang penyangga dapat dilepas bila tanaman sudah menempel kuat pada pot.
3. Media tanam.
Untuk menanam anggrek dipot diperlukan media tanam. Ada beberapa jenis media tanam untuk anggrek. Seperti, potongan pakis, arang kayu, potongan sabut kelapa, pecahan batu bata atau genteng. Media ini diperlukan untuk mengikat air dan tempat menempel akar tanaman.
Adapun cara penanamannya yang pertama pasang tiang penahan sampai menyentuh dasar pot. Isi pot dengan pecahan batu bata atau genteng secukupnya, bisa sampai 1/3 tinggi pot. Ini difungsikan untuk pemberat pada pot plastik dan penahan air. Kemudian masukkan media arang kayu atau potongan pakis 1/3 tinggi pot. Setelah itu tanaman anggrek diletakkan diatas media dan akar diatur supaya menyebar rata. Jangan lupa batang tanaman diikat pada tiang penyangga. Yang terakhir diatas akar ditambah media lagi secukupnya. Perlu diingat, jangan sampai batang tanaman pseudo-bulb tertimbun oleh media (cattleya, dendrobium). Hal ini untuk menghindari luka yang bisa menyebabkan busuk dan tanaman mati. Yang ditimbun oleh media adalah akar-akarnya saja.


B.  Penanaman dengan ditempel
Penanaman dengan cara ini lebih simple dan tidak membutuhkan media. Pilihlah tanaman anggrek yang tidak terlalu panjang batangnya, untuk menghindari patah. Tempelkan tanaman anggrek pada pohon atau papan pakis. Pohon atau papan pakis inilah sebagai media tanamnya yang berfungsi untuk menempel akar-akar tanaman anggrek. Agar menempel kuat dan tidak goyang ikat batang anggrek tersebut pada pohon atau papan pakis dengan tali plastik atau tali ijuk atau yang lainnya yang tidak berkarat. Setelah perakarannya menempel kuat, tali bisa dilepas. Lebih praktis tali pengikat bisa diganti kawat dengan panjang 5 – 6 cm, dibentuk huruf U. Kawat ini untuk menjepit batang anggrek yang ditempelkan pada papan pakis atau pohon.
Biasanya kita tidak menyadari hal-hal sederhana, namun penting dalam penanaman anggrek. Baru menyadari ketika tanaman kurang bagus pertumbuhannya bahkan sampai mati. Mungkin posting diatas dapat membantu anda para pecinta anggrek. Setidaknya menambah pengalaman dan sebagai pembanding apa bila anda mempunyai cara penanaman lainnya.
C.  PEMUPUKAN TANAMAN ANGGREK
Pemupukan merupakan kegiatan memberikan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akan dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada media tanaman. Sedangakan pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara memberikan pupuk melalui mulut daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk pada permukaan daun, terutama permukaan daun bagian bawah, karena mulut daun banyak terdapat di permukaan daun bagian bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, karena mulut daun ini mampu menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%. Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tanaman anggrek berbeda-beda. Untuk Tanaman anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tanaman muda, kebutuhan nutrisi atau unsur hara pada tanaman anggrek adalah 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar dapat diberikan tiga minggu sekali. Kebutuhan pupuk untuk tanaman anggrek dewasa yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan adalah 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga minggu sekali pada media tanam. Informasi lebih lengkap tentang pupuk bisa dilihat pada artikel Pupuk dan Pemupukan
D. PENYIRAMAN TANAMAN ANGGREK
Air merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup. Seperti halnya tanaman lain, tanaman anggrek juga akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika kebutuhan air tercukupi. Namun pemberian air pada pada tanaman anggrek tidak boleh berlebihan, karena akan mengakibatkan media tanam terlalu lembab dan mudah terserang penyakit. Jika media tanam terlalu kering, maka tanaman anggrek akan mengalami dehidrasi yang ditandai dengan mengerutnya umbi semu. Demikian juga sebaliknya, jika pemberian air terlalu berlebihan, maka akar tanaman anggrek akan mudah terserang penyakit, terutama busuk akar dan busuk pangkal batang. Jika tanaman anggrek mengalami busuk akar, maka penyerapan unsur hara akan terhambat, dan tanaman dapat mengalami kelayuan. Beberapa proses dalam jaringan tanaman berjalan dengan bantuan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO di dalam butir hijau daun dengan bantuan cahaya. Asimilasi protein pun hanya mungkin terjadi jika ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tanaman juga menggunakan bantuan air. Demikian juga dengan pengangkutan basil fotosintesis ke akar atau bagian tanaman lain. Pengairan yang cukup akan mempengaruhi proses respirasi pada tanaman. Tanaman anggrek akan menyerap air untuk menopang pertumbuhannya. Air yang telah diserap oleh tanaman akan menguap jika suru lingkungan terlalu tinggi kemudian dengan cadangan air yang cukup, akan menurunkan suhu tanaman. Tanaman yang mengalami kekurangan air maka tekanan turgor akan menyusut atau berkurang sehingga organ tumbuh tanaman akan layu dan akhirnya tanaman mati. Namun, jika tanaman yang mengalami kekurangan air tersebut belum melewati titik layu permanen, dengan pemberian air yang tepat, maka turgor sel akan kembali seperti semula sehingga tanaman dapat hidup dengan normal. Penyiraman yang berlebihan pada tanaman anggrek akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman anggrek terganggu. Air yang berlebihan akan membungkus permukaan akar tanaman anggrek, sehingga akar tanaman anggrek akan kesulitan bernafas. Penyerapan air yang berlebihan oleh tanaman juga akan mengakibatkan tanaman anggrek mudah terserang hama dan penyakit. Butir-burtir air akan terkumpul di pucuk tanaman sehingga tunas tanaman anggrek akan mudah terinfeksi oleh cendawan atau bekteri. Tunas yang terserang penyakit akan berwarna cokelat kehitaman dan akhirnnya mati. Frekuensi dan volume pemberian air pada tanaman anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Tanaman anggrek monopodial, seperti anggrek Vanda sp. , anggrek Arachnis sp. , dan anggrek Renanthera sp. merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung. Oleh karena itu, jenis anggrek ini membutuhkan air lebih banyak dibanding jenis tanaman anggrek lain. Penyiraman pada saat musim kemaru paling tidak dilakukan dua kali sehari.
E. Faktor Yang Menentukan Frekuensi Dan Volume Penyiraman Pada Tanaman Anggrek
a.  Jenis Tanaman Anggrek

Jenis tanaman anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Tanaman anggrek yang tumbuh dengan intensitas sinar matahari langsung, seperti anggrek terestrial atau jenis anggrek tanah, seperti Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera, maupun tanaman anggrek jenis litofit, seperti Dendrobium, dan Phalaenopsis, membutuhkan air yang lebih banyak dibanding dengan jenis tanaman anggrek yang lain. Apalagi jika kondisi cuaca sangat panas, pemberian air harus dilakukan lebih banyak. Penyiraman pada siang hari harus dilakukan dengan hati-hati karena justru akan mengakibatkan daun tanaman terbakar. Penyiraman sebaiknya menggunakan alat semprot yang dapat membasahi seluruh permukaan tanaman. Berbeda dengan jenis tanaman anggrek di atas, untuk jenis anggrek epifit (Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dan saprofit (Goodyera), kebutuhan akan air lebih sedikit. Pemberian air cukup dilakukan satu kali sehari. Tanaman anggrek jenis ini sangat rentan terhadap kelebihan air. Jika terjadi kejenuhan air, maka tanaman akan mudah terserang penyakit busuk akar. Waktu penyiraman yang baik pada tanaman anggrek yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 dan dan sore hari sekitar pukul 16.00-18.00. Penyiraman pada siang hari akan beresiko, karena justru membuat daun tanaman terbakar. Jika tanaman mengalami kekeringan pada siang hari, sebaiknya tidak buru-buru dilakukan penyiraman, karena tanaman anggrek tidak akan mengalami kematian hanya karena kekurangan air selama beberapa jam. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah cuaca tidak begitu panas.

b.  Media Tanam Bunga Anggrek

Media tanam bunga anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Kualitas media tanam sangat berpengaruh pada kemampuan dalam hal menyerap dan mengikat air. Dengan demikian, frekuensi dan volume pemberian air antara media tanaman yang satu dengan media tanam yang lain berbeda-beda. Media tanam yang mempunyai daya serap air besar kebutuhan penyiramannya berbeda dengan media tanam yang berdaya serap kecil. Pada media tanam bunga anggrek yang memiliki daya serap air bagus, seperti sabut kelapa, pakis, atau kadaka, membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit yaitu cukup satu kali sehari. Sementara itu, pada media tanam yang memiliki daya serap air rendah, seperti arang, becahan batu bata atau genteng, dan potongan atau serutan kayu, membutuhkan volume dan frekuensi penyiraman yang lebih tinggi.

c.   Kondisi Cuaca
Pada cuaca panas, dengan terik sinar matahari tinggi, penyiraman dilakukan lebih sering dengan volume air yang lebih banyak, terutama pada media yang memiliki daya simpan air rendah. Untuk tipe anggrek panas, penyiraman sebaiknya dilakukan setelah permukaan media tanaman tampak kering. Untuk tipe tanaman anggrek dingin penyiraman dilakukan saat kelembaban udara dirasa cukup rendah dan temperatur tinggi.

F. Cara Pemberian Air Pada Tanaman Anggrek

Pemberian air pada tanaman anggrek dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jika penanaman anggrek dilakukan di dalam pot dan dalam jumlah sedikit, maka pemberian air dapat dilakukan dengan menggunakan gembor. Tetapi jika penanaman anggrek dilakukan di lahan atau kebun, maka pemberian air dilakukan dengan menggunakan alat semprot, pompa air, prinkler, atau sistem irigasi tetes.
                                  




 
Daftar Pustaka
Suryawinoto, Sukarni M. 1997. Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta : Kanisius

Arifin, Hadi Susilo. 2004. Tanaman Hias Tampil Prima. Jawa Barat : Penebar Swadaya

Bartelsi, Mocha. 2007. Budidaya Tanaman Anggrek. Klaten : Sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar